Langsung ke konten utama

Kajian Teoretik Fungsi Seni Bagi Kehidupan Manusia

Seni

Seni bisa dipandang sebagai proses yang dilakukan manusia, baik sebagai proses kreasi maupun proses apresiasi. Dengan demikian seni tidak hanya dipandang sebagai sebuah tindakan kreatif seorang seniman, tetapi juga sebagai proses apresiasi yang dilakukan oleh penonton. Dalam dunia seni, proses kreasi sama pentingnya dengan prosesa presiasi sebab seni tidak akan ada tanpa penonton. Peristiwa berkesenian tidak hanya terjadi pada diri seniman tetapi juga pada diri penonton pada saat menikmati karya seni. 

Fungsi Seni

Seni sebagai unsur budaya tentu saja mempunyai fungsi dan peran yang berbeda dengan unsur budaya lainnya. Kaum fungsionalis mengatakan bahwa segala sesuatu akan dipertahankan keberadaannya jika sesuatu tersebut masih fungsional. Seni dan juga hasil kegiatannya masih ada hingga sekarang karena seni masih fungsional bagi kehidupan manusia. Demikian juga keberadaan benda ciptaan manusia lainnya tetap dipertahankan karena dianggap masih bermanfaat atau masih fungsional. Fungsi seni tentu berbeda dengan fungsi benda ciptaan manusia lainnya yang dikategorikan sebagai benda bukan karya seni. Membedakana ntara karya seni dengan karya lainnya hanya berdasarkan fungsinya tentu saja tidak cukup karena fungsi itu sendiri juga bermacam- macam. Seni ada yang berfungsi estetis dan ada juga yang berfungsi non-estetis, demikian juga karya non-seni. 

Kesimpulan

Seni sebagai realitas estetis, keindahannya memancarkan suatu kreativitas yang luar biasa. Ia berada dalam lingkungan di mana ia dilahirkan, namun juga tak jarang ia berada di luar lingkungan di mana ia dilahirkan. 

Realitas estetis yang ditampilkan sebuah karya seni sebagai sebuah keutuhan, baik keutuhan material maupun formal. 

Karya seni yang hadir dalam realitas merupakan karya manusia (seniman). Proses penciptaan suatu karya seni lebih menitikberatkan pada dimensi estetis dan kreatif seorang seniman. Namun, proses terjadinya karya seni tidaklah sesederhana seperti hanya melihat karya seni yang sudah jadi. Dalam prosesnya, seorang seniman berkontemplasi estetis hingga mampu mendeformasi objek material ke dalam bentuk suatu karya seni. 

Proses inilah yang dapat dilihat sebagai salah satu bentuk kreativitas seniman. Dari kata “proses” tersebut kiranya perlu direnungkan lagi kata-kata seorang Filsuf Inggris, Alfred North Whitehead (1861-1947), menuliskan tentang Filsafat Proses sebagai berikut: 

Realitas bukanlah sesuatu yang statis, tetapi terus bergerak dan berubah dalam suatu proses yang tak kunjung berhenti. Dalam prinsip relativitas, “yang banyak” yaitu satuan-satuan aktual yang sudah lengkap, selalu terlibat dalam proses pembentukan “yang satu”, yakni satuan aktual baru yang membentuk dan mencipta diri. Seluruh alam terus terlibat dalam proses transmisi maupun kreasi (Ali Mudhofir, 

2001:535)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengkajian Visual Branding Deddy Corbuzier Dalam Thumbnail Konten Podcast di Platform Youtube

P ENDA H ULUA N 1. 1 L a t ar B e l aka n g      Youtube merupakan sebuah situs untuk berbagi video dimana para pengguna youtube dapat melakukan kegiatan untuk mengunggah, menonton, dan berbagi video. Sebagian dari pengguna youtube dapat menjadi seorang konten kreator pada platform youtube tersebut. Tentunya untuk menjadi konten kreator juga dapat mendapatkan benefit, benefit tersebut berupa hasil dari pemasang iklan komersial pada video yang dibuat oleh konten kreator tersebut. Konten kreator sendiri memiliki tugas untuk membuat konten yang kreatif dan fresh, biasanya bergerak secara individu maupun sekelompok grup. Salah satu konten kreator Youtube yang akan dikaji adalah Deddy Corbuzier.      Deddy Corbuzier merupakan seorang Youtuber yang sebelumnya merupakan seorang mentalis pada dunia persulapan, Deddy aktif untuk membuat video kontennya Close the Door yaitu sebuah konten podcast yang menjembatani kesuksesannya di platform Youtube tersebut. Memiliki lebih dari 16,7 juta

MENGKAJI DESAIN GRAFIS PADA KEMASAN KULINER “KABOBS” DENGAN TEORI MEYER SCHAPIRO

P ENDA H ULUA N L a t ar B e l aka n g K e m a s an d i I ndone s i a s ud a h ada s e j ak j a m an kuno, de ngan b e r k e m ba n gnya j a m a n dan ke m a j u a n t ek n o l o g i , k e m a s a n di I ndone s i a s e m a k i n be r k e m b ang dan k i an k r ea t i f . Pada j a m a n dahu l u k e m a s an d i guna k an s e ba g ai t e m p a t a ta u w ad a h agar m u d ah d i bawa k e m a na s aj a dan u n t uk m e li n d ungi b a r ang, m aka na n a t aupun m i n u m an d a r i k e r us a k an t e r had a p p e ng a r uh cuaca a t aup u n p r os e s a l a m . Di d i t W i d i a tm oko ( 2 0 07) s e o rang d os e n I TB m en g a t a kan b a h w a, ke m asan i a l a h ca r a m anu s i a m engump u l kan s e s u a t u k e da l am s e buah w adah un t u k m e l i n dung i n ya da r i gangguan cua c a. D i E r a m od e r n k e m a s an l e b i h m e nun j u k an g a ya d a r i pada f u ngs i n ya, k a r e n a dengan p

SEMIOTIKA GUNA PENELITIAN OBJEK KEBUDAYAAN

  Objek kajian seni rupa dan desain Jurnal 1 Semiotika penelitian objek kebudayaan material seni Oleh A.M. Susilo Pradoko. Dalam artikel yang dimuat oleh FBS Universitas Negeri Yogyakarta Pendekatan Penelitian semiotika dalam objek kebudayaan material seni ini akan dibagi menjadi empat bagian, yaitu pertama menguraikan kebudayaan material seni dan yang kedua uraian tentang semiotika itu sendiri, dalam tulisan ini semiotika dibatasi pada pemunculan semiotika hingga pemikiran semiotika sistem mitos dari Roland Barthes, sedangkan semiotika trikotomi dari Charles Sander Peirce tidak dikupas dalam tulisan ini. Bagian ketiga memaparkan terapan dari semiotika Roland Barthes guna penelitian objek kebudayaan material seni. Bagian keempat merupakan bahan-bahan latihan kajian analisis semiotika mitos objek kebudayaan material seni hingga objek barang komoditi masa kini. Analisis Bahan yang dilengkapi dengan narasi akan lebih mudah untuk mencari makna denotasi serta  konotasinya, melalui s